Dan aku tak pernah ragu untuk berbilang
Bilang bahwa engkau selalu bidadariku
Sepoi angin yang menyibak hati
Laksana embun sejukkan hari dikala itu
Kayuh merengkuh tak pernah bersauh
Disana hatiku selalu tertambat
Tertambat walau tak pernah terikat
Akhirnya sampan lain terikut lewat
Kusangka dia bahkan tak pernah menambat
Tak kurasa tambatanku lepas
Kukira erat
Sampai-sampai aku tak pernah menaruh ragu
Yakinku yang begitu bulat
Kukira begitu
Tak kurasa begitu cepat terlewat
Aku seperti seperti mendengar bisikan mandat
Kayuh sampanmu jauh
Cobalah sekali bersauh
Disana hatiku selalu tertambat
Tertambat walau tak pernah terikat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda