Tatapan-tatapan dingin itu tertuju padaku
Setiap kehadiranku, nampak membuat mereka muak
Dan hanya dengan lirikan sisnis dan penuh kebencian
Mereka tiba-tiba menjadi tuli tiap kali bibir ini bertutur
Tetapi sungguh, aku tak pernah bosan dengan bibir ini
Lama sudah membasah, sampai seolah enggan tuk kering
Lidahku bahkan tak pernah bosan berucap
Tetapi rasa yang dalam selalu bisa mereka patahkan
Dan ketika keputusasaan itu menyelimutiku,
Aku merasa hilang,
Dan kehampaan itu datang
Lihat saja, mereka tidak melihatku
Senyum kebahagiaan dan wajah ceria mereka telah kembali
Kesenangan itu tak bisa mereka tutupi
Seketika itu aku terbawa anganku entah kemana
Saat lamunanku kembali, aku tersadar
Ya, dunia telah menunjukkan bahwa A seterusnya akan tetap menjadi A
Dan waktu itu, kebimbangan bergelut didadakuk
Hari itu, hari yang begitu berarti
Hari yang telah membuka mataku
Hari dimana mataku seketika lembab pada keduanya
Aku .........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda